Monday, February 6, 2017

Bahaya Memakai Sepatu Hak Tinggi

Hasil survei {terkini|terupdate} dari College of Podiatry yang melibatkan 2.000 pria dan wanita {menceritakan} 20 persen responden perempuan mengaku {menikmati} sakit pada kaki {sesudah} sepuluh menit {menerapkan|menggunakan|mengaplikasikan} sepatu hak tinggi. Penelitian di Inggris menyebut {sekarang} ada 8 juta wanita di sana yang menderita radang persendian {dampak|pengaruh|imbas} sepatu jinjit.

Dua fakta {hal yang demikian} {terbongkar|terkuak} dalam seminar “Combi Health Forum: Edukasi Osteoarthritis” di Jakarta pada {permulaan} Januari 2017. Salah satu narasumber, dr. M. Rizal Chaidir, SpOT(K), menjabarkan osteoarthritis (OA) sebagai penyakit degeneratif sendi yang ditandai dengan kerusakan tulang rawan sendi serta perubahan struktur di sekitar sendi {ataupun} tulang. Sayang, publikasi {perihal|seputar} jumlah osteoarthritis di Indonesia belum banyak.    

“Salah satu peneliti, Soeroso, {mendapatkan|memperoleh} fakta angka prevalensi osteoarthritis di Indonesia pada tahun 2006 {menempuh} 5 persen untuk {umur} di bawah 40 tahun dan 30 persen di {umur} 40 {sampai} 60 tahun. Sementara mereka yang berusia di atas 60 tahun prevalensinya {menempuh} 65 persen,” kata Rizal.

{Kecuali} sepatu hak tinggi, ada sejumlah {elemen|unsur} risiko yang memicu terjadinya  osteoarthritis {adalah|ialah|merupakan|yaitu}, {umur}, kegemukan, {tipe|macam|ragam|variasi} kelamin dan dalam hal ini wanita lebih berisiko, {elemen|unsur} keturunan, dan cedera. Osteoarthritis hadir disertai sejumlah gejala. 



Rizal menyebut setidaknya enam gejala yang {dapat} {dinikmati}, antara lain nyeri sendi, krepitasi ({bunyi} berderak {ketika|dikala} sendi digerakkan), sendi terasa kaku, pergerakan tubuh yang menjadi kurang lincah serta terbatas, gangguan {profesi}, dan {kegiatan|kesibukan} hidup sehari-hari.

Osteoarthritis menyebabkan gangguan fungsi sendi dan cacat sendi. {Kalau|Jikalau|Bila|Apabila|Seandainya|Sekiranya} {telah} berat dan akut, {karenanya} {dibutuhkan} {perbuatan} operasi. {Kalau|Jikalau|Bila|Apabila|Seandainya|Sekiranya} Anda terlanjur hidup dengan osteoarthritis, Rizal memberikan sejumlah {anjuran|rekomendasi}. 

“Kurangi mengangkat barang yang membebani sendi. Kontrol berat badan, {pakai} alat {tolong} jalan, dan berolahraga secara teratur. Olahraga yang {aku} rekomendasikan {ialah|merupakan|yaitu|yakni} berenang dan berjalan kaki. Konsumsilah obat antinyeri dan antiradang {cocok|layak|pantas} {pertanda|tanda|pedoman} dokter dan lakukan injeksi asam hialuronat {kalau|jikalau|bila|apabila|seandainya|sekiranya} perlu. Andai kasus  osteoarthritis {telah} berat, konsultasikan dengan dokter kemungkinan {melaksanakan|menjalankan|mengerjakan} {perbuatan} bedah,” kata Rizal.

Buat yang belum terkena osteoarthritis, ada dua hal {gampang} yang {dapat} {dilaksanakan|dijalankan|dikerjakan} secara {terpola|terencana|terjadwal|terprogram|terstruktur} . Pertama, {mengendalikan|mengatur|memegang|membatasi} berat badan. Kedua, pilih {tipe|macam|ragam|variasi} olahraga yang fungsinya menguatkan otot, menjaga stabilitas sendi, serta melumasi sendi.

Bagi wanita yang hidupnya hampa tanpa sepatu hak tinggi, ada sejumlah menu yang {harus|seharusnya|semestinya|patut|sepatutnya|wajib} dikonsumsi {supaya} {konsisten} {dapat} mesra dengan sepatu itu {sekalian} menjaga jarak dari osteoarthritis:

1. Buah dan sayur, seperti anggur merah, {kasih} biru, wortel, dan bayam
2. Asam lemak omega-3 berupa ikan salmon

3. Vitamin D dari {telor}, jamur, susu, dan makanan yang difortifikasi seperti sereal dan jus jeruk
4. Rempah-rempah berupa jahe, kunyit, olahan cabai kering, dan kayu manis

5. Biji-bijian dan kacang-kacangan, {adalah|ialah|merupakan|yaitu} kacang merah, kacang hitam, kenari, dan almond
6. Minyak zaitun

Baca Juga :